Hiswana Migas Peduli Korban Kelud dan Sinabung

Indonesia terus dirundung duka. Rasa kesetiakawanan sebagai anak bangsa terus diuji. Banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan, bencana asap hingga gempa dan gunung meletus seakan silih berganti, berlari dalam lingkaran. Terus memutar tanpa bisa dihentikan.

Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) menyerahkan bantuan dana Peduli Sinabung dan Kelud kepada Dompet Dhuafa (DD) Sumsel pada kesempatan Jumat (28/3/2014).

Alpis Pardin, ketua DPD Hiswana Migas Sumsel mengatakan bantuan ini sebenarnya merupakan aksi spontan pada saat terjadi peristiwa letusan Gunung Sinabung yang lalu, namun baru saat ini bisa diserahkan.

“Mudah-mudahan tidak terlambat. Soalnya baru diserahkan sekarang. Ini bentuk aksi solidaritas kawan-kawan pada saat agenda Rapat Kerja beberapa waktu yang lalu”, ujarnya saat memberikan bantuan di sekretariat DPD Hiswana Migas Jl A Yani No 157 B Plaju Palembang.

Mereka mengaku sempat bingung bagaimana cara menyalurkannya. Akhirnya melalui aktivitas browsing di internet, mereka menemukan laman situs DD Sumsel.

Sri Rahmawati, yang mewakili DD Sumsel, menerima bantuan tersebut mengungkapkan, masyarakat korban di sekitar Gunung Sinabung pada saat ini masih sangat membutuhkan uluran tangan para donatur.

“Jejaring kita di Medan, yakni DD Waspada menginformasikan bahwa sebagian besar penduduk di sana, masih membutuhkan dan sangat bergantung pada bantuan. Mereka masih belum bisa mencari nafkah karena banyak lahan pertanian yang rusak”, ujar Sri.

Jadi menurutnya, sangat mengherankan jika berita tentang justru tenggelam, di saat mereka masih sangat membutuhkan pertolongan. “Insya Allah, bantuan dari Hiswana Migas ini belum terlambat dan akan segera kita salurkan ke lokasi.” sambungnya.

Siapa sangka Gunung Sinabung yang meletus pada 15 September 2013, ternyata masih melanjutkan dengan aktivitas erupsi terus menerus hingga tercatat masih terjadi di bulan Februari 2014. Saat ini, erupsi gunung Sinabung memang telah berhenti. Dan seluruh warga sudah dikembalikan ke tempatnya masing-masing.

Namun sebagian besar rumah mengalami kerusakan dan baru sekian persen yang telah diperbaiki. Mayoritas penduduknya kini banyak yang masih bergantung kepada bantuan para donatur. (KJ-04)

 

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter