Gempa bumi dengan kekuatan magnitude 6,9 SR mengguncang sebagian pulau Jawa pada Jumat (15/12) pukul 23:47 WIB. Episenter titik gempa yang letaknya di darat (sekitar 3 KM dari pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis), juga dapat memicu Tsunami jika gempa yang terjadi menimbulkan longsoran dasar laut.
.
“Susah, dulu rumah pernah rusak kena gempa. Rumah belum rapih sekarang udah gabruk lagi”, tutur Dasti (62), salah satu warga terdampak gempa di Dusun Ciparakan RT 10/RW 02, Desa Sukahurip, Kec. Pamarican, Kab. Ciamis, Jawa Barat.
.
Walaupun bangunan rumah terdampak gempa tidak merata, namun terdapat satu-satunya bangunan masjid hancur di Dusun tersebut. “Ini ujian buat kami dalam perjuangan untuk umat. Sekarang masjid hancur, sekalian saja. Tapi saya tetap ingin bangun kembali demi fasilitas umat Muslim”, papar Ustad Karso, salah satu tokoh agama yang menginisiasi berdirinya Masjid Darul Jadin di tahun 2006.
.
Hingga Rabu (20/12), Tim Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa merespon hal ini dengan bahu-membahu bersama warga Dusun melaksanakan respon aksi bersih. “Ini merupakan langkah awal, kami evakuasi barang atau bangunan yang masih bisa dimanfaatkan kembali. Termasuk genteng karena kemungkinan rencana recovery masjid ini yang akan dibangun kembali”, ujar Yamin, Koordinator Lapangan DMC DD respon bencana gempa Tasik.
.
Dusun Ciparakan Desa Sukahurip merupakan wilayah pedalaman, berada di salah satu area hutan lindung Tasikmalaya dengan perjalanan bukit sejauh 7 KM dari jalan raya Desa. Warga dusun membutuhkan sekitar 20 menit untuk menuju masjid terdekat.
.
Warga Dusun tersebut, Iin (38), juga mengungkapkan, “Bersyukur ada bantuan Dompet Dhuafa masuk sejak Senin (18/12) di wilayah Dusun kami yang ada di pelosok. Bersama warga saling gotong royong karena kampung kami jarang terjangkau untuk menerima perhatian warga luar”.
.
Selain respon aksi bersih, Tim DMC DD juga memberikan bantuan logistik salah satunya hunian sementara berupa tenda dan assessment sosialisasi terhadap sekolah terdampak