Peserta senam diabetes melitus mengikuti gerak dari instruktur senam di Kambang Iwak, Sabtu (8/10).
—–
Penyuluhan dan Senam DM Serentak di Sepuluh Kota Indonesia
Dompet Dhuafa Jakarta melalui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Pusat, mengadakan penyuluhan dan senam diabetes melitus (DM) nasional, Sabtu pagi (8/10). Untuk wilayah Sumatera Selatan dilaksanakan di Kambang Iwak, Palembang. Lokasi ini dipilih karena menjadi tempat akhir pekan favorit wong kito yang ingin berolahraga.
Provinsi lain yang berkesempatan menggelar acara adalah Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, serta Nusa Tenggara Barat.
“Kita menggandeng Yayasan Jantung Sehat dan Dinas Kesehatan Kota Palembang untuk menyukseskan kegiatan. Sedangkan sasaran peserta acara ini adalah setiap individu atau komunitas yang membutuhkan informasi tentang diabetes melitus dan peduli dengan penyakit ini,” tutur Kartini, staf LKC yang menjadi koordinator kegiatan. Tak kurang ada 200 orang turut berpartisipasi. Mulai anak-anak hingga lansia ikut bersemangat bergerak mengikuti instruktur senam.
Waspadai gejala
“Gejala yang muncul adalah sering kencing dalam jumlah banyak, sering merasa haus, sering lapar, berat badan turun, penglihatan kabur, infeksi jamur di sekitar kemaluan, cepat lelah dan mengantuk, bila luka sulit sembuh,” ungkap dr. Dwi Indira S dari LKC Palembang, tentang gejala awal yang patut diwaspadai.
Pada ibu hamil, janinnya tumbuh besar, hingga mencapai berat badan 4 kg, kaki kesemutan.
DM terkait dengan pola makan dan gaya hidup. Walaupun bukan pembunuh nomor satu – saat ini pembunuh nomor satu adalah penyakit jantung – tapi ikut memberi andil sebagai penyebab terjadinya penyakit jantung dan infeksi.
Jika Anda divonis diabetes, bukan berarti menjadi cacat. Jutaan orang di dunia menderita diabetes, kebanyakan hidup secara normal dan aktif. Bahkan ada yang sudah mengidapnya lebih dari 50 tahun.
Kendalikan
Menurut dr. Peni, sapaan akrabnya, pengelolaan penyakit ini dapat melakukan dengan cara; perencanaan makan (diit DM), melakukan aktifitas fisik atau olahraga (senam, jalan kaki, berenang, bersepeda atau sepeda statis) minimal tiga kali per minggu.
“Jangan abai dengan obat. Minumlah obat secara teratur. Lalu, dapatkan edukasi atau pengetahuan tentang penyakit DM dengan jalan aktif mencari informasi yang benar,” cecarnya. Selain itu, rutinkan pemeriksaan kadar gula darah secara teratur.
Pesannya, “Jangan mau dikendalikan oleh diabetes, justru sebaliknya kita harus dapat mengendalikannya”. (KJ-04/*)