Doni, musti bolak-balik ke bilik pengambilan darah. Niatnya untuk mendonorkan darah hampir batal, saat mengetahui tensi (tekanan) darahnya rendah. Salah seorang staf Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) berinisiatif mendekatinya dan menganjurkan untuk sarapan telur dulu. Alhasil setelah menyantap dua butir telur rebus yang disediakan oleh panitia, Doni tersenyum kala pemeriksaan tensi darahnya yang kedua, langsung naik. Ia pun jadi mendonorkan darah.
Doni menjadi bagian peserta donor pada Kamis (12/4). Kegiatan yang diadakan oleh LKC Dompet Dhuafa Sumatera Selatan tersebut bertempat di Jl KH Azhari No 98 7 Ulu Seberang Ulu I Palembang . Ini merupakan even pertama yang diselenggarakan di klinik tersebut setelah peresmiannya pada Rabu (20/3).
Even pada hari itu diramaikan pula oleh kedatangan siswa, guru dan staf SMA Negeri Sumatera Selatan (Sampoerna Foundation) yang diajak langsung oleh sang Kepala Sekolah, Erma Retnowati. “Iya, kita kemarin kebetulan DD memberikan undangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan donar darah ini, jadi kira sambut,” tutur ibu yang tak ingin dipanggil Kepala Sekolah ini. “Saya cuma Pembantu Umum”, selorohnya sambil tersenyum simpul.
Menurutnya, kegiatan ini sangat baik dan ia merasa perlu mengajak anak-anak untuk ikut. “Sebagian dari anak-anak ada yang sudah pernah donor darah, jadi saya ajak. Sebagian lagi belum. Karena saya pikir kegiatan ini bermanfaat. Lagipula, kalau mereka selama ini dibantu, apa salahnya bila mereka sekarang yang membantu. Itu nilai-nilai yang kita tanamkan kepada anak-anak”.
Tak kurang ada enampuluhan calon pendonor yang dating pada hari itu, termasuk belasan siswa SMAN Sumatera Selatan dan sejumlah guru dan staf yang ikut meramaikan kegiatan. Namun sayang tidak semua dapat mendonorkan darahnya. Bahkan ada salah seorang siswi yang begitu antusias ingin mendonorkan darahnya, namun belum bisa ikut donor karena baru ‘bersih’. “Minimal sepuluh hari baru bisa ikut”, tukasnya sedikit kecewa. Bahkan ia tak ragu menanyakan kepada staf PMI yang bertugas kala itu, di mana ia bisa mendonorkan darah.
Tentang donor darah sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Dewi, staf PMI yang bertugas mengambil darah pada kesempatan itu, “Banyak hal yang menjadi pertimbangan sebelum menjadi donor. Yang paling utama adalah tensi darah. Yang dipengaruhi pula oleh faktor makanan, waktu tidur dan sebagainya. Sedangkan yang lain seperti trombosit, kekentalan dan lainnya bisa diketahui dari uji laboratorium”.
Termasuk bila ada kekhawatiran tentang penyakit yang ada di dalam darah, “Sebenarnya banyak penyakit yang terkait dengan darah, namun empat saja yang kita perhatikan, yakni HIV-AIDS, Hepatitis A, Hepatitis B dan Sifilis. Memang tidak semua darah pendonor yang kita terima itu bersih dan sehat. Namun jumlahnya sedikit, tak sampai sepuluh persen saja. Prosedurnya, bila memang ada darah pendonor yang tidak sehat dan mengandung penyakit tertentu, maka kita akan mengirimkan surat pemberitahuan ke alamat pendonor. Kecuali yang mengidap HIV kita undang datang ke PMI untuk memberitahukannya langsung”.
Walau demikian, tidak usah khawatir dengan tindakan donor darah ini, selain menyehatkan, menjadi pendonor darah berarti telah menyumbang darah demi kemanusiaan. Dessi Arisanti, selaku pimpinan Dompet Dhuafa Sumsel yang hadir dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, bahwa kegiatan donor darah ini serentak dilaksanakan di enam kota yakni di antaranya Jakarta, Yogyakarta, Palembang dan lainnya, “Insya Allah akan rutin dilaksanakan di klinik LKC tersebut setiap tiga bulan sekali. (KJ-04)