Pertanian masih menjadi konsen penuh Dompet Dhuafa (DD) Sumsel. Melalui mitra penyalur zakat Dompet Sosial Insan Mulia (DSIM), DD Sumsel kembali melebarkan misi pemberdayaan pertanian. Kali ini wilayah yang disasar adalah Desa Nusa Makmur dan Rimba Jaya Banyuasin.
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh kalangan petani di dua desa tersebut adalah kemampuan untuk menambah luas lahan dikarenakan biaya yang kurang untuk mengolah lahan seluas 1 hektar. Lahan yang dikelola pun bukan milik sendiri tetapi pinjam dengan mereka yang tidak mengolah lahan.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kemas Ronald Rizky Manager Divisi Program DD Sumsel. “Permasalahan itu terjadi karena beberapa lahan telah terjual ke perusahaan perkebunan sawit. Kita dari DD Sumsel bekerjasama dengan DSIM selaku mitra penyaluran zakat, masuk ke dua desa tersebut untuk meringankan beban permodalan dalam rangka pengolahan lahan pertanian”.
Dalam blue print yang telah dibuat, pemberdayaan akan dimulai dengan membantu permodalan bagi 19 orang petani yang berasal dari Desa Nusa Makmur dan Rimba Jaya. “Kita coba memberikan bantuan riil kepada 19 orang yang telah kita seleksi. Target kita, bukan hanya memberikan permodalan dan pendampingan teknis. Namun juga, kita menargetkan dalam empat bulan ke depan mereka sudah menjadi muzakki (pembayar zakat, red)”, ujarnya.
Tentu saja, menurut Ronald, program menjadi muzakki adalah jangka pendeknya. Karena, program sinergi ini sendiri telah diiniasi sejak bulan Mei 2015 lalu dan akan terus berlanjut secara kontinyu selama empat tahun, hingga April 2019. Harapannnya, akan muncul desa mandiri baik secara ekonomi maupun sosial.
“Tahap pertama program ini kita akan mengedukasi para petani tentang Zakat dan Pertanian. Rencananya, akan berlangsung hingga April 2016. Sasaran yang kita ambil adalah sepuluh orang petani sebagai percontohan program. Tagetnya, mereka dapat mandiri dan mampu membayar zakat pertanian sendiri”, lanjutnya.
Lalu pada tahap kedua, DD Sumsel dan DSIM akan mengembangkan konsep Pengembangan Lahan dan Pembinaan Keislaman. Periode waktunya dari April 2016 hingga Oktober 2017. Dengan sasaran minimal sepuluh orang yang rutin mengikuti program pengembangan dan akan berlanjut hingga lima tahun ke depan. Output yang diharap, petani berhasil mengolah lahan minimal dua kali dalam setahun.
“Kemdian, untuk periode ketiga, adalah Edukasi Peningkatan Produksi Lahan yang kita targetkan waktunya dari Oktober 2017 hingga 2018. Sasarannya pun kita tingkatkan menjadi 30 orang petani. Sedangkan outputnya adalah 30 orang petani telah sadar membayar zakat dan memiliki produksi lebih dari 5 ton,” urainya.
Sedangkan, dalam periode keempat, masih dalam bentuk Edukasi Peningkatan Produksi Lahan dan Sehat. Yang dijadwalkan akan dilaksanakan sejak Maret 2018 hingga Maret 2019. “Sasaran akan kita lipatduakan menjadi 60 orang petani dan mampu menghasilkan padi yang sehat”, sambungnya.
Periode Kelima, adalah menjaga kestabilan harga layak jual gabah dengan sasaran penerima manfaat sebanyak 100 orang petani. Dan jangka waktu pelaksanaannya, Maret 2019 hingga Maret 2020.
Ronald menyampaikan bawah, program pemberdayaan ini adalah yang kedua. Setelah sebelumnya DD Sumsel telah menginisiasi pemberdayaan petani di Desa Mekar Mukti Jalur 8 Banyuasin.
“Aksi nyata kita di bidang pemberdayaan petani ini, kita harapkan mampu membantu meningkatkan kesejahteraan para petani. Sebagai upaya mengembalikan desa kepada khittahnya : Desa sebagai sumber pangan Indonesia. Mengangkat harkat dan martabat desa, khususnya para petani. Dampak luasnya, menciptakan kedaulatan pangan di sumsel,” tutup Ronald bersemangat. (KJ-04/*)