DD Sumsel Siapkan Speedboat Ambulans untuk Daerah Perairan

Selama ini, bagi sebagian orang jalur perairan hanya sering terdengar sepintas lalu. Namun begitu menyaksikan apalagi bisa sekaligus berkunjung ke daerah sana, maka kita akan setuju bahwa sungguh daerah tersebut sangat terpencil. Dengan kondisi alam dikelilingi perairan, maka satu-satunya akses transportasi yang memungkinkan baik dari segi waktu maupun biaya adalah dengan speedboat. Hal inilah yang turut andil menciptakan keterbatasan akses terhadap banyak aspek, terutama ekonomi dan kesehatan.

Keprihatinan ini telah menjadi pikiran banyak pihak, termasuklah dalam hal ini Dompet Dhuafa (DD) Sumatera Selatan (Sumsel) selaku lembaga amil zakat terbesar di Palembang untuk memberikan sedikit bantuan bagi daerah jalur tersebut. Bersama dengan lembaga semacam Ukhuwah Centre, DD Sumsel menembus keterbatasan akses tersebut. Hasil pertama adalah dengan didirikannya Pos Sehat Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) DD Sumsel pada akhir tahun 2013 lalu.

Saat ini, guna melengkapi kebutuhan untuk masuk ke daerah-daerah jalur yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyuasin tersebut, digagaslah untuk memiliki speedboat sendiri. “Kita sering berkunjung ke daerah jalur. Mulai dari jalur 20, Jalur 18, Jalur 17. Itu sekali sewa speedboat bisa Rp3,5 juta/ hari. Daripada begitu lebih baik kita buat saja. Nanti selain untuk kebutuhan transportasi mengangkut pasien, bisa juga kita manfaatkan untuk transportasi warga”, ujar H Umar Said ketua Ukhuwah Centre saat mendampingi Tim DD Sumsel berkunjung meninjau lokasi pembuatan Speedboat tersebut di Desa Pemulutan Ogan Ilir, Selasa (4/1/2014).

Menurutnya, speedboat ini mempunyai peran penting dan strategis dalam membantu kegiatan dakwah lebih-lebih lagi bagi DD Sumsel yang sering melakukan kegiatan Aksi Layan Sehat (ALS). “Warga di jalur itu sangat terbuka bagi kita. Tak membawa apa-apa pun mereka sangat senang dengan kedatangan kita. Dengan adanya speedboat ini mudah-mudahan ikatan ukhuwah kita akan semakin erat”, ujarnya.

Saat ini, secara konstruksi speedboat tersebut sudah selesai 90%. Tinggal bagian dalam, khususnya pembuatan bed bagi pasien. “Karena speedboat ini ditujukan untuk mengangkut pasien rujukan dari daerah jalur, maka bagian interior kita buat sedemikian rupa. Ini sudah hampir rampung. Menurut Pak Tomo yang buat, tinggal menunggu mesin untuk dipasang. Begitu juga dengan aneka komponen yang juga membutuhkan ketelitian pemasangan,” imbuh Agus Wandi Head of Fundraising DD Sumsel yang turut dalam rombongan tersebut.

“Pembuatan Speedboat ini memakan biaya sebesar Rp150 juta. Komponen terbesar adalah untuk membeli mesin 200 pk yang diperkirakan seharga Rp110 juta. Ini kita lagi menunggu pesanan ke Jakarta. Mudah-mudahan tidak lama, sehingga bisa segera kita manfaatkan”, terang Wandi.

Ia berharap, dengan adanya speedboat ambulans ini bisa meringankan beban para warga yang ada di daerah jalur. “Dengan jarak yang cukup jauh dan mobil ambulans tidak bisa menjangkau, tentu speedboat ini bisa berbuat banyak. Terutama bagi daerah yang sangat rentan penyakit kronis dan sulit diadakan tindakan medis,” paparnya.

Pembiayaan speedboat ini sepenuhnya akan menggunakan dana yang berasal dari donasi kepedulian yang disalurkan melalui DD Sumsel. Dibuka kesempatan bagi para calon donatur untuk berinvestasi amal jariyah melalui pembuatan dan penyelesaian speedboat ambulans ini. Karena, selain mampu memberikan pelayanan transportasi kepada warga Jalur, juga menjadi alat yang serbaguna untuk mengembangkan sayap kepedulian kepada para dhuafa di manapun mereka berada. Wallahualam. (KJ-04)

 

DD Sumsel tengah memeriksa gambar desain Speedboat

Speedboat Ambulans DD Sumsel

Speedboat Ambulans DD Sumsel

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter