
suasana Bank SAmpah Berkah (BSB) di Parung, Bogor
Jakarta– Tumpukan sampah yang tadinya berakhir di TPA kini berubah menjadi uang. Itu lah dia fungsi Bank Sampah Berkah (BSB) salah satu project sosial yang di inisiasi Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa
Founder BSB Upi Rahmawati menuturkan sejak berdiri pada Agustus lalu, BSB berfokus pada pengolahan sampah yang dapat dijual kembali. Setelah berjalan 4 bulan kini anggota BSB sudah berjumlah 20-an ibu-ibu yang tersebar di RW 03 Jampang, Parung, Bogor.
Ada pun kegiatan rutin yang dilakukan berupa pengumpulan, penimbangan, pencatatan dan pengangkutan samah. Seiring berjalannya waktu setiap pekan anggota BSB terus bertambah, begitu pula dengan penghasilannya. Kini tabungan masing-masing anggota BSB sudah di angka Rp 2 juta.
“Ini tidak mudah, banyak sekali tantangan yang kami temui pada awal-awal berdirinya BSB,” ujar Upi di sela-sela acara Family Gathering Keluarga Bank Sampah Berkah, Parung.
Menurut Upi berdirinya BSB tak terlepas dari keresahan masyarakat Jampang terhadap banyaknya sampah yang tidak tertangani dengan baik dan kerap membuat lingkungan kotor. Bersama Ulfah Hasibuan, Habib Alwi Jamulalil dan Abdur Rahman, akhirnya Upi berhasil menelurkan sistem pengolahan sampah ala BSB.
Kendati orientasinya untuk mengumpulkan lembaran rupiah namun dalam perjalannya BSB berhasil mengubah perilaku masyarakat Jampang untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Ketua BSB Bu Ruh berujar hadirnya BSB juga dapat mendongkrak tabungan warga yang sebelumnya jarang terisi. Bu Ruh juga tak menutup diri bila ada pihak yang ingin bekerja sama guna mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri.
“Mari kita jaga kebersihan dimulai dari kesadaran diri sendiri, mengajak keluarga dan juga lingkungan sekitar. Bank sampah oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” tukasnya.