Dai Cordofa Menembus Pelosok Babel

Bangka Belitung, DD Sumsel – Daerah pedalaman adalah daerah yang rawan terhadap pendangkalan akidah. Disamping itu pergaulan bebas mulai marak di daerah-daerah pelosok. Selain dikarenakan akses transportasi yang cukup sulit. Juga, tak banyak dai yang bersedia rutin ke lokasi apalagi yang bersedia tinggal mendampingi masyarakat binaannya. Padahal masa depan akidah mereka serta pergaulan remajanya adalah tanggung jawab kita semua selaku sesama umat muslim.

Terkait dengan hal itulah pada kesempatan Selasa (24/6/2014) lalu, Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) bekerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Bangka Belitung menggelar pelatihan sehari Bina Sahabat Pedalaman di Aula Sepintu Sedulang Kabupaten Bangka.

Defri Hanas selaku Pimpinan Cabang DD Sumsel menjelaskan bahwa Cordofa adalah asosiasi dai yang dibentuk oleh Dompet Dhuafa. “Cordofa dibentuk dalam upaya mewujudkan masyarakat dunia yang beradab melalui pelayanan, pembelaan, dan pemberdayaaan yang berdasarkan kepada prinsip-prinsip Islam melalui peran dai”, ujarnya.

Dalam aksinya, Cordofa membuat program-program yang langsung menyentuh masyarakat terbawah, dengan harapan bisa berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat tersebut.

Salah satunya dengan rutin menggelar pelatihan dan pembinaan kepada dai lokal. Dari hasil pelatihan ini, Cordofa akan mengirim lima orang untuk berdakwah ke daerah pedalaman di Provinsi Babel. “Ada lima orang dai Cordofa yang akan kita kirim ke pedalaman selama enam bulan ke depan. Terhitung sejak awal Ramadhan 1435 H ini”, terangnya.

Kelima orang dari tersebut yakni, Ustadz Idris yang akan diutus berdakwah di Desa Air Abik, Ustadz Dzulkarnain (Desa Tuing), Ustadz Untung dan Ustadz Ahmad Bani (Lepar Pongok) dan Ustadz Zulqornaen (Desa Beriga). Dan masing-masing difokuskan kepada tiga segmen dakwah, yakni Bina Lansia, Bina Pemuda dan Binda Belia (anak-anak).

Bersamaan dengan kegiatan pada hari itu juga dilaksanakan Pelatihan Manajemen Masjid ala Rasulullah yang disampaikan oleh Ustadz Arrazy Hansyim dari Cordofa Institute. Tak kurang hadir 137 orang peserta yang terdiri dari Imam, Muazin dan pengurus masjid yang berasal dari sekitar lokasi kegiatan.

Dalam paparannya, Ust. Arrazy Hasyim menyebutkan tujuan dari kegiatan tersebut adalah mendefinisikan kembali fungsi masjid sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alayhi wasallam. “Selain sebagai pusat ritual peribadatan, ternyata masjid di zaman Nabi mampu menjadi pusat kebudayaan, pendidikan, politik, sosial, administrasi kenegaraan. Nabi Shalallahu alayhi wasallam memberikan kesempatan para sahabat berlatih bela diri, militer, kesenian, dan banyak hal di masjid,” terangnya.

Bahkan menurutnya, dalam hal pendidikan, Nabi Shalallahu alayhi wasallam tidak hanya mengajarkan cara beribadah, namun beliau juga memfasilitasi kalangan pemuda sahabat untuk belajar bahasa Asing di dalam lingkungan masjid.

“Artinya buat kita sekarang, adalah bagaimana pengurus masjid dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat. Terutama pemuda untuk  mencintai masjid dengan membuat program-program yang relevan, seperti kursus bahasa, komputer, beladiri, dan lainnya,” ujarnya bersemangat.

Sinergi DD Sumsel – BPRS Babel
Keberlangsungan kegiatan pelatihan satu hari penuh tersebut, tidak lepas dari kerjasama yang telah terjalin selama dua tahun ini antara DD Sumsel dan BPRS Babel. Sumber pendanaan – baik untuk kegiatan pelatihan pada hari itu, hingga kafalah dai selama berada di daerah binaan, ditanggung sepenuhnya oleh BPRS Babel yang berasal dari donasi zakat, infak dan sedekah karyawan BPRS Babel.

Sebelumnya, BPRS Babel telah beberapa kali mengadakan kegiatan kemanusiaan bekerjasama dengan DD Sumsel. “Semoga sinergi program dengan BPRS Babel bisa terus berlanjut. Sehingga tujuan bersama Cordofa dan BPRS Babel bisa dicapai, membentuk masyarakat lebih baik dan sejahtera”, harap Defri. (KJ-04/*)

Leave a Comment