Boleh jadi, istilah Social-Entrepreneurship masih baru terdengar di telinga kita semua. Mengingat, istilah entrepreneurship saja baru belakangan saja mulai familiar menggantikan atau tepatnya mendampingi istilah kewirausahaan. Jadi, mahluk apakah Social Entrepreneurship itu?
Jika ditinjau secara ilmiah, sudah sejak ratusan abad yang lalu, istilah entrepreneurship dibahas. Antara lain Richard Cantillon pada tahun 1755 dan J.B. Say pada tahun 1803. Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai seseorang yang mengelola perusahaan atau usaha dengan mendasarkan pada akuntabilitas dalam menghadapi resiko yang terkait.
Di dalam konsep sebuah entrepreneurship, terdapat unsur pemberdayaan atau empowerment di dalamnya. Menurut Webster dan Oxford English Dictionary, empowerment bisa diartikan sebagai to give power to atau authority to, atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Bisa juga diterjemahkan sebagai to give ability to or enable atau usaha memberi kemampuan.
Salah satu unsur yang termaktub dalam kewirausahaan memang bermakna sebagai sebuah usaha untuk memberikan kemampuan dan mengalihkan kekuatan seseorang atau beberapa orang menuju sebuah kemandirian. Kemandirian secara finansial misalnya.
Apa Itu Social-Entrepreneurship
Sedangkan Social Entrepreneurship merupakan sebuah istilah turunan dari kewirausahaan. Gabungan dari dua kata, social yang artinya kemasyarakatan, dan entrepreneurship yang artinya kewirausahaan. Pengertian sederhana dari Social Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare).
Sesungguhnya Social Entrepreneurship sudah dikenal ratusan tahun yang lalu diawali antara lain oleh Florence Nightingale (pendiri sekolah perawat pertama) dan Robert Owen (pendiri koperasi). Pengertian Social Entrepreneurship sendiri berkembang sejak tahun 1980 –an yang diawali oleh para tokoh-tokoh seperti Rosabeth Moss Kanter, Bill Drayton, Charles Leadbeater dan Profesor Daniel Bell dari Universitas Harvard yang sukses dalam kegiatan Social Entrepreneurship karena sejak tahun 1980 berhasil membentuk 60 organisasi yang tersebar di seluruh dunia. SE mencoba melayani pasar yang belum digarap, menghilangkan kesenjangan dalam kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, demografis dan peluang bekerja (Elkington, 2008).
Konsep secara umum dari Social Entrepreneurship, sebenarnya berarti bukan merupakan sebuah lembaga atau organisasi bentukan atau turunan dari perusahaan swasta (misalnya hasil dari CSR, Corporate Social Responsibility) dan lembaga pemerintahan (dalam hal ini yang terkait dengan Dinas Kesejahteraan Sosial).
Akan tetapi murni merupakan sebuah usaha entrepreneurship yang bergerak di bidang sosial. Pada awalnya, Social Entrepreneurship mempunyai inti pemberdayaan dalam bidang kemasyarakatan yang bersifat voluntary atau charity (kedermawanan dan sukarela). Dalam hal ini membentuk sebuah lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan, anak asuh atau donasi untuk beasiswa di bidang pendidikan.
Konsep awal mula Social Entrepreneurship tidak menekankan pada usaha untuk menghasilkan profit (non-profit). Jikalau ada profit, bukan menjadi tujuan utama dan nilainya bisa dibilang kecil. Karena inti utama adalah pemberdayaan untuk kemaslahatan bersama.
Social Entrepreneurship Camp
Lalu ada apa pula dengan Social Entrepreneur Camp (SEC)? Sejalan dengan pengertian yang telah disebutkan di atas, SEC merupakan program rintisan Dompet Dhuafa yang berisi pelatihan dan pendampingan usaha bagi pelaku wirausaha yang berkeinginan melakukan pengembangan bisnis dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Program ini berbentuk pelatihan selama 4 hari, di mana peserta bisa mendapat ilmu, tools, dan pengalaman praktis dari banyak expertise seputar kewirausahaan sosial.
SEC bertujuan untuk memunculkan social entrepreneur baru serta mendorong terlaksananya usaha sosial yang berkelanjutan. Intinya jelas, menularkan kebaikan dan keterampilan ke banyak orang, dengan salah satu tujuannya adalah memberikan manfaat pemberdayaan kepada masyarakat dengan sebesar-besarnya.
Tahun ini, SEC Camp kembali digelar oleh Dompet Dhuafa dan dikhususkan bagi para wirausaha muda yang berusia 20-35 tahun dan telah menjalankan bisnis minimal 1 tahun, terhitung dari pertama kali menjual produk.
Bagaimana cara mendaftar SEC?
1. Mengisi formulir data diri secara online di
2. Mengirim form deskripsi usaha yang dapat diunduh di ke alamat email sea@dompetdhuafa.org dan cc ke socentra.dd@gmail.com
3. Paling lambat 30 Desember 2015
Untuk info lebih lanjut, kunjungi website: www.sea-dd.com
Facebook: Social Entrepreneur Academy
Twitter: @sosialbisnis
Sms/whatsap: 085725655265, 08112959393
Ditunggu! (KJ-04)