Keberhasilan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak lepas kerjasama antara guru dan murid. Hubungan ‘kerjasama’ itu timbul, jika guru mampu membangkitkan kreativitas sang murid. Dan di sinilah, kreatifitas menjadi kata kunci bagi setiap guru dalam proses penyampaian materi pelajaran.
Terutama bagi guru kelas bawah seperti di Sekolah Dasar (SD) maupun di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Penyampaian materi dengan metode yang lahir dari kreatifitas guru akan semakin menarik minat siswa fokus memperhatikan pelajaran.
Seperti yang dipraktekkan oleh Suryanti Purnama Sari, S Pd.I, pada Kamis (24/03) lalu. Guru kelas 3 Palestina di MI Ikhlasiyah, Jl. Remco Kemas Rindu, Kertapati ini mengawali pembukaan tatap muka dengan ice breaking berupa yel-yel dan tepuk anak sholeh serta disambut dengan tepukan dari seisi kelas dengan total 17 siswa.
Suryanti mengawali materi Bahasa Arab yang kali ini tentang nama-nama bulan Masehi dalam Bahasa Arab. Untuk menarik perhatian siswa ia pun mengeluarkan media pembelajaran berupa nama-nama bulan masehi dengan bahasa Arab yang ditulis dengan media karton. Cara ini selain mencuri perhatian siswa, juga dapat memanfaatkan waktu lebih efisien karena bahan materi tidak perlu ditulis di papan tulis karena sudah dipersiapkan sebelumnya.
Agar dinamika kelas semakin menarik, Suryanti pun menjelaskan materi tersebut dengan bernyanyi. “Katakan bahasa Arab Januari.. Yanayir, katakan bahasa Arab Februari.. Fabroyir..,” ucap Suryanti mengajarkan hingga bulan Desember. Metode ini cukup efektif karena siswa juga diajak aktif mengucapkan kata bulan masehi dalam bahasa Arab.
Untuk menguji pemahaman siswa kelas 3 Palestina ini, Suryanti melakukannya dengan menutup alat peraga yang sebelumnya ditempelkan di papan tulis, serta membagikan potongan nama bulan dalam bahasa Indonesia ke masing-masing siswa.
Secara bergiliran ia meminta siswa yang memegang bulan tertentu untuk menyebutkannya dalam bahasa Arab. Bagi yang bisa menyebutkan dengan benar, Suryanti memberikan bintang sebagai tanda penghargaan atas kemampuan siswa tersebut.
Suryanti adalah salah satu peserta pelatihan guru School of Master Teacher (SMT) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel yang mendapatkan giliran observasi oleh fasilitator SMT. Observasi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana implementasi materi peningkatan skill yang diberikan saat perkuliahan SMT pada proses mengajar guru di kelas.
Dalam tanggapannya, Desty Rina Purnamasari selaku fasilitator sekaligus observer menilai cara penyampaian Suryanti baik sekali dengan model pendekatan media pembelajaran dan pelibatan siswa. “Dengan model belajar seperti ini, siswa lebih dapat memahami materi yang diberikan karena mereka sekaligus terlibat dalam materi tersebut,” ujar Desty. (Wan/KJ-04)