Beda Antara Konseling Nasihat dan Motivasi

03 04 -- Pelatihan Konselor Hari Ketiga

Puluhan siswa/i dari SMA Nahdlatul Ulama (NU) Palembang sudah memenuhi aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang, Kamis (03/03/2016) pagi. Mereka mendapatkan giliran untuk mengikuti pelatihan Peer Counselor hari ketiga yang diadakan oleh Tim Program Kesehatan Dompet Dhuafa (DD) Sumsel. Hari itu merupakan hari terakhir dari rentetan pembekalan bagi tim konselor sebaya yang diikuti oleh perwakilan dari lima sekolah SMA/MA.

Melanjutkan pelatihan dua hari sebelumnya, pelatihan hari itu diisi dengan beberapa materi penting. Di antaranya, tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, kesehatan reproduksi remaja, psikologi remaja dan materi tentang kekonselingan itu sendiri.

Materi kekonselingan menjadi agenda pemuncak, karena hal ini akan menjadi modal bagi siswa konselor sebaya untuk bisa melayani kliennya. Dalam hal ini yang menjadi ‘klien’ adalah teman mereka sendiri yang sebaya.

Dalam penjelasannya, Dra Dewi Farida M Kes, perwakilan dari BKKBN Sumsel memaparkan perbedaan antara konseling, nasihat dan motivasi.

“Konseling itu tindakan untuk membantu klien mengambil keputusan. Seperti konseling siswa tentang merokok. Apa yang harus diarahkan sehingga siswa tersebut dapat berhenti merokok,” ucap Dewi memberi contoh.

Ia juga menambahkan bahwa untuk mengarahkan seseorang dalam mengambil keputusan, hendaknya konselor menguasai pengetahuan seputar permasalahan yang disampaikan oleh kliennya.

“Sementara nasihat adalah proses mengharapkan klien mengikuti usul si pemberi nasihat dan motivasi adalah mengharapkan klien mengikuti apa yang kita anjurkan”.

Di samping itu, perbedaan lain di antara tiga bentuk proses mempengaruhi orang lain ini adalah dari segi penyampaiannya. “Jika pemberian nasehat dan motivasi bersifat terbuka dan dapat dilaksanakan secara massal, maka konseling bersifat pribadi, tertutup dan terbatas”, sambungnya lagi.

Selanjutnya, di akhir penjelasan Dewi juga mengingatkan bahwa seorang konselor harus memiliki beberapa keterampilan yang akan digunakan dalam aktifitas konselingnya. “Di antara keterampilan yang harus dikuasai sebagai seorang konselor adalah keterampilan observasi lingkungan, keterampilan mendengar aktif, dan keterampilan mengambil keputusan,” tuturnya.

Dengan berakhirnya rangkaian kegiatan pelatihan bagi konselor sebaya (peer counselor) selama tiga hari tersebut, maka para siswa akan langsung terjun ke tengah teman-teman sekolahnya. Menemukan teman yang mempunyai masalah dan memberikan solusi atas permasalahan tersebut. (Wan/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter