Bantuan Riil Lamusta, Selamatkan Banyak Ekonomi Keluarga Dhuafa

Palembang, DD Sumsel – Untung tak dapat diraih, malang tak mampu ditolak. Begitulah ungkapan yang sering kita dengar. Hidup memang kadang tidak seperti yang kita harapkan. Tidak ada seseorang pun yang ingin hidupnya menderita. Penghasilan susah atau terjerat hutang hingga terbelenggu hutang dan kemiskinan.


Hidup akan terus berjalan. Tak peduli kita siap ataupun tidak. Sehat ataupun sakit. Berkecukupan atau serba kekurangan. Tapi, kita masih punya keyakinan rezeki datangnya dari Allah. Masih punya harapan, semangat dan tentu saja orang-orang baik di sekitar kita.


Seperti yang dialami oleh Parida (63 tahun). Ibu tangguh warga Jl Ki Kemas Rindo, Ogan Baru ini masih harus berjibaku di usianya yang sudah mulai senja. Di saat seharusnya ia tinggal duduk manis di rumah, berzikir dan beribadah sembari sesekali bermain dengan cucu, kenyataannya ia masih harus mengiris bumbu dagangan dan berkelindan dengan keringat akibat uap panas dari minyak penggorengan di atas kompor.

Ibu Parida (63) saat menerima bantuan dari Tim Sosial Kebencanaan Dompet Dhuafa Sumsel.


Seorang diri Parida berjualan jajanan seperti model dan gorengan di dapur rumahnya, demi memperpanjang uang belanja yang harus diirit setiap harinya. Tak cukup sampai di situ, ia pula harus mengurus suaminya yang menderita katarak, sehingga suaminya tidak bisa melihat lagi. Sehingga beberapa kebutuhan dasar sang suami, Parida masih harus mengurusnya dengan penuh kesabaran.

“Anak-anak ibu sudah menikah dan tinggal sendiri-sendiri,” ujarnya saat ditemui oleh relawan Tim Layanan Mustahik (Lamusta) Dompet Dhuafa Sumatera Selatan, belum lama ini. Kepada Parida, Tim memberikan bantuan berupa bahan-bahan untuk usaha seperti gandum, sagu, minyak,telur,sohun dll. Termasuk satu unit kompor 1 tungku, agar bisa digunakannya berjualan di depan rumah, tidak lagi dari jendela dapurnya.

Ibu Jaki (63) saat menerima bantuan dari Tim Sosial Kebencanaan Dompet Dhuafa Sumsel


Tak lebih baik dengan nasib Parida, ada Ibu Jaki (63) yang juga menetap di lingkungan yang sama, RT 37 Kelurahan Ogan Baru. Ibu Jaki tinggal bersama suami di bangunan bekas pabrik karet yang ada di kawasan Sungki. Suaminya tidak mampu bekerja lagi, dikarenakan kakinya yang mulai membusuk. Diketahui sang suami telah mengidap penyakit diabetes militus bertahun-tahuan. Tak berbeda dengan sang suami, Ibu Jaki juga sebenarya kesulitan dalam berjalan. Dalam keadaan susah payah tersebut, Ia memilih maju berjuang, daripada menyerah kepada keadaan. Meski kakinya sering terasa sakit saat melangkah, ia mengambil peran menggerakkan roda ekonomi keluarga dengan menjual aneka snack dan juga sarapan setiap paginya.

“Anak-anak jarang mengirimkan uang, jadi Ibu jualan saja di rumah. Lumayan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari,” tukas Ibu Jaki di sela kunjungan relawan sosial kebencanaan DD Sumsel.

Jika dua orang ibu sebelumnya masih bisa berjualan dari dalam rumahnya. Tidak demikian dengan Mbok Jatiak (75). Dengan kondisinya yang sudah sepuh, ia masih harus berjualan keliling, getuk dan jagung manis. Dengan penglihatan sudah tidak awas lagi, Mbok Jatiak seringkali tersandung saat menjajakan jualannya. Atau jika bahunya sudah terasa pegal, ia akan berhenti sebentar untuk mengatur nafasnya. Menurut penuturan warga sekitar, Mbok Jatiaj berjualan dari pukul 10 pagi sampai pukul 5 sore. Kalau jualan belum habis ia belum mau pulang, sehingga kadang orang-orang memberi Mbok Jatiak uang lebih dan memborong jualan Mbok Jatiak agar ia bisa pulang lebih siang.

Mbok Jatiak (75) saat menerima bantuan dari Tim Sosial Kebencanaan Dompet Dhuafa Sumsel


Mbok Jatiak pun tak luput dari bantuan sembako dan usaha dari Tim Lamusta DD Sumsel.
Aktivitas kemanusiaan ini mendapat tanggapan positif dari Ria, Ketua RT 37 Keluarahan Ogan Baru. Ria ikut senang dan turut mendampingi proses penyerahan bantuan kepada warganya itu.
“Kami merasa sangat senang Dompet Dhuafa Sumsel bisa membantu warga kami yang sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kami berharap ada kegiatan lainnya yang dapat dikolaborasikan bersama RT 37 lagi,” kata Ibu Ria tersenyum.
Layanan Mustahik DD Sumsel Layanan Mustahik (Lamusta) merupakan salah satu kegiatan dari Program Sosial dari Dompet Dhuafa Sumatera Selatan.

Dikatakan oleh Penta Agustina selaku Manager Program DD Sumsel, Lamusta diperuntukkan untuk menjangkau masyarakat tidak mampu (mustahik) dengan delapan asnaf zakat.
“Layanan ini menjadi tulang pungung utama di Dompet Dhuafa Sumsel, dalam bidang penyaluran bantuan, baik konsumtif maupun produktif. Dana program bersumber dari Zakat, Infak, Sedekah hingga wakaf dari para donatur muzakki). Kami berusaha membuat program-program terobosan hingga lebih bermanfaat dan tentunya tepat sasaran,” sebut Penta belum lama ini.


Menurut Penta, dalam program ini, Mustahik dapat mengajukan permohonan bantuan langsung ke kantor maupun melalui nomor call center Dompet Dhuafa Sumsel.
“Setelah itu akan ada bebeapa berkas dokumen yang harus dilengkapi. Setelah lolos seleksi administrasi Mustahik akan dijadwalkan untuk wawancara sekaligus homevisit kerumah Mustahik,” tutupnya.

(Kontributor : Shasky Eka/Editor : M Harpani)

ZAKATMU BAHAGIAKAN SESAMA !

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter