Bantuan Program Air Bersih

Staf Program Sosial Dompet Dhuafa Imam (tengah), bersama beberapa staf DSIM survey lokasi rawan air bersih di Desa Srikaton, Kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin, Kamis (7/4). Ada tiga lokasi yang dikunjungi, termasuk di Kabupaten Muara Enim untuk menerima program bantuan air bersih.

—–

Air sebagai kebutuhan primer manusia, belum terpenuhi secara baik, apakah di Palembang maupun di daerah-daerah terpencil lainnya. Sedangkan untuk mendapatkan air bersih, masih banyak warga yang kesulitan mendapatkan pasokannya. Berkaitan dengan pentingnya air untuk manusia, hari Selasa (22/3) yang merupakan hari air sedunia (world water day) merupakan momen yang sangat tepat untuk memberikan kesadaran bagi warga dunia akan pentingnya menjaga air di tengah krisis air melanda di banyak negara dan daerah-daerah pelosok di Indonesia.

Dompet Dhuafa Jakarta, mengajak serta cabang dan perwakilan di seluruh Indonesia, mencari daerah dengan tingkat kerawanan air yang tinggi, dan menginisiasi membangun instalasi pengadaan air bersih.

Program pengadaan air bersih itu sendiri, dapat dilakukan dengan cara pipanisasi, yakni mengalirkan air dari sebuah sumber mata air menuju suatu tempat penampungan. Dari tempat penampungan kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga yang membutuhkan. Cara lain adalah dengan cara lifting (menarik air dari bawah ke atas), bilamana sebuah daerah benar-benar tidak memiliki sumber air existing dan harus melakukan pengeboran dan menarik airnya ke atas.

Secara umum, pola pipanisasi lebih hemat secara biaya karena tidak harus melakukan pengeboran.  Untuk wilayah Sumatera Selatan, ada tiga daerah yang mendapat bantuan pengadaan air bersih ini.

“Setelah kita survei, ada tiga daerah yang kita pilih, yakni Dusun Tritunggal di Kecamatan Air Saleh, Jalur 10, Kabupaten Banyuasin, Dusun Talang Andong (Mariana, Banyuasin) serta Desa Tanah Abang (Muara Enim) . Di mana masing-masing daerah tersebut masuk ke dalam wilayah yang kesulitan air bersih,” ujar Dessi Arisanti, yang turut mendampingi program air bersih ini.

Dikarenakan tidak terdapat sumber air bersih existing yang dapat dimanfaatkan, maka diputuskan cara pengadaan air bersih di 3 lokasi tersebut dengan sumur bor.

”Tekstur tanah mengharuskan penggalian sumur bor hingga kedalaman hampir 50 meter. Barulah ditemukan air bersih yang akan ditampung di tiga tempat penampungan air besar. Di mana, ke semuanya dibangun dengan pembiayaan dari dana zakat, infaq, dan sedekah yang dihimpun Dompet Dhuafa. Sedangkan DSIM bertindak sebagai mitra daerah yang mensurvei lokasi dan kelayakan program,” tutur Dessi.

Sedangkan perawatan murni dari swadaya warga. ”Karena pada prinsipnya, program-program yang kita buat, menghendaki pelibatan partisipasi aktif dari warga, maka untuk perawatan dan pengadaan kebutuhan di luar pemboran dan konstruksi awal, menjadi tanggung jawab masyarakat bersama,” tutup Dessi. (KJ-04/Rep: Dessi)

 

Profil daerah penerima bantuan program air bersih ini adalah :

  1. Dusun Tritunggal, Desa Srikaton, Kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin. Dimana terdapat 1720 orang warga yang kesulitan air bersih, dengan pekerjaaan penduduk sebagian besar sawah tadah hujan dan karet. Air yang mereka pakai untuk air minum selama ini berasal dari air hujan.
  2. Dusun Talang Andong, Desa Sungai Rebo, Kecamatan Mariana, Kabupaten Banyuasin. Sekitar 1000 orang warga yang kesulitan air bersih. Mereka selama ini mengambil air minum di tempat penampungan air Pertamina yang berjarak 1 km dari tempat tinggal mereka. Penghasilan mereka sebagian besar juga dari bersawah tadah hujan.
  3. Desa Tanah Merah di Muara Enim, dengan 300 orang warga yang kesulitan air bersih. Mereka selama ini mendapatkan air bersih dari sumur bor tetangganya yang buat. (Dessi)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter