Bantuan Perlengkapan Sekolah dan Perpustakaan

Yuliani, Staf LMPI mempersiapkan perlengkapan sekolah bantuan donatur di kantor DSIM, Senin (13/6). Tumpukan tas dan kardus berisi buku dan alat tulis rencananya akan diserahkan ke 330 penerima beastudi DSIM.

—–

Di bulan Juni ini, bertepatan dengan libur semester anak-anak sekolah, Layanan Masyarakat dan Pengembangan Insani (LMPI) justru disibukkan dengan berbagai kegiatan.

Beberapa pihak donatur bersinergi dalam memberikan bantuan kepada LMPI yang memang bergerak di bidang pendidikan, berupa bantuan peralatan sekolah dan bantuan renovasi perpustakaan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ikhlasiyah, Kertapati yang juga akan kedatangan seorang guru lulusan dari Sekolah Guru Ekselensia Indonesia (SGEI) untuk ditempatkan di MI Ikhlasiyah dan mendampingi sekolah tersebut selama satu tahun ke depan.

“Alhamdulillah, tahun ini DSIM menerima 330 paket perlengkapan sekolah yang direncanakan akan dibagikan kepada seluruh penerima beastudi, baik yang berdomisili di Palembang maupun yang ada di luar kota,” tutur Yuliani staf LMPI DSIM. Menurutnya, sebaran daerah di luar Kota Palembang meliputi Kabupaten Lahat, Ogan Ilir dan Banyuasin.

“Sedangkan, untuk wilayah Palembang sendiri, kita coba memeratakan wilayah sebarannya. Yakni Kecamatan Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Kalidoni, Kemuning, Ilir Barat I, Sako, Ilir Timur I, Bukit Kecil dan Tangga Buntung [antara Ilir Barat II dan Gandus, red.],” sambungnya.

Adapun isi paket perlengkapan sekolah terdiri dari tas sekolah, dua paket buku tulis ditambah sekotak alat tulis lengkap.

“Bantuan paket perlengkapan sekolah disumbangkan dari para donatur kita. Mulai dari karyawan Telkom Sumbagsel grup (Telkom Flexi, Telkom Multi Media, Telkom Netre Sumbagsel, BMM Telkom), BNI Syariah, Telkomsel dan beberapa donatur lain yang menyumbang secara pribadi,” urai Ani, demikian ia biasa disapa.

Lulus seleksi

Selain itu, ada kabar lain yang sangat membanggakan DSIM lebih-lebih masyarakat Sumsel tentang  tes masuk ke sekolah akselerasi SMART Ekselensia Indonesia.

“Dari beberapa tahapan seleksi yang dilalui, alhamdulillah ada dua orang siswa kita yang di terima,  yakni Jefri dan Hafidzi. Namun, sangat disayangkan, orangtua Hafidzi menolak masuk, karena ia lulus untuk bersekolah di SMART EI di Riau bukan yang di Bogor. Padahal baik sekolah yang di Bogor maupun yang di Riau sama-sama bagus. Karena berada di bawah manajemen yang sama”.

Diakui oleh Ani, bulan ini sangat melelahkan. “Tapi di balik itu semua, saya pribadi sangat bahagia karena bisa turut membantu anak-anak baik yang mendapatkan perlengkapan sekolah maupun yang lulus seleksi SMART,” ujarnya.

Jangan pernah bertanya, kita akan mendapatkan apa dari kerja ini, tapi selesaikan dengan hati yang bersih dan ikhlas. Maka kita akan mendapatkan sesuatu yang kita takkan pernah mengiranya. Cukup Allah swt yang tahu. (*)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter