Bantu Ibu untuk Berikan hanya ASI kepada Bayinya

Pijat Oksitosin

Kesadaran ASI kembali digalakkan oleh berbagai pihak. Namun, perubahan gaya hidup yang disebabkan tuntutan ekonomi, terutama pekerja kantoran – telah menyebabkan para ibu muda tak lagi bisa memberikan ASI secara maksimal kepada buah hatinya tersebut. Sehingga, susu formula pun menjadi pilihan untuk menggantikan ASI.

Padahal menurut UNICEF, susu formula berbahaya bagi bayi yang baru lahir. Hal tersebut disampaikan oleh F.B. Monika seorang Konselor Menyusui dalam Kelas Menyusui ASI yang diadakan oleh Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumatera Selatan, Sabtu-Ahad (15-16/8/2015) lalu.

Menurut Monika, kesehatan anak dimulai dari keahlian alami seorang ibu dalam memberikan ASI. “ASI merupakan upaya penyelamatan nyawa dan merupakan vaksin pertama dalam kehidupan manusia”, ujarnya.

Dalam kesempatan itu pula, ia mengajak para ibu dan calon ibu untuk mengetahui lebih banyak tentang ASI dan cara memberikannya. Selama dua hari, peserta yang dibatasi tak lebih dari 30 orang itu, diberikan berbagai pengetahuan tentang ASI dari A sampai ke Z.

Monika juga mengungkapkan, banyak hal yang harus diperhatikan seorang ibu, ketika sudah memutuskan akan memberikan ASI kepada anaknya. “Proses persiapan itu sudah dimulai sejak kehamilan. Seperii menyadari tentang pentingnya pemberian ASI, memahami bagaimana proses produksi dan pengeluaran ASI termasuk Anatomi dan perawatan payudara dan termasuk pula memilih tempat bersalin yang ramah ibu dan anak”, ujarnya.

Adapun kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari di Hotel Grand Duta Syariah tersebut, diadakan dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia yang jatuh pada tanggal 1-7 Agustus setiap tahunnya.

Kelas ASI Palembang Alat Peraga

Defri Hanas, selaku Pimpinan Cabang DD Sumsel menyebutkan, melalui Kelas Menyusui ASI tersebut merupakan salah satu upaya DD Sumsel dalam mengingatkan semua lapisan masyrakat tentang pentingnya ASI.

“Ada kecenderungan, saat ini ASI masih di nom0r duakan di masyarakat, dibanding susu formula dengan berbagai merek. Infiltrasi susu formula ke daerah berkembang, ibarat uji coba di laboratorium besar. Maka para penggagas susu formula akan melihat hasil uji cobanya puluhan tahun ke depan. Padahal kita harus sadar, bahwa ASI itu lebih baik dari susu formula manapun”, tutur Defri.

Ia berharap, semua pihak dapat berpartisipasi mencetak generasi cerdas melalui susu ASI. “ASI dengan segala kandungan yang ia punya, sangat berpotensi membuat anak-anak cerdas lagi sehat. Kemudian dengan ASI sebuah keluarga juga mengamankan sisi ekonominya, karena tidak harus membeli susu formula yang luar biasa mahalnya itu”, ungkapnya.

Ia pun menghimbau para orang tua, agar mementingkan susu asi bagi bayinya. “Asupan gizi untuk Ibu, kesiap siagaan bapaknya, dan kesungguhan dari kedua orang tua memegang peranan penting bagi bayi sehat dan cerdas yang akan menjadi harapan masa depan agama, bangsa dan negara”, tutupnya.

Sementara itu Rizki Asmuni, selaku Kepala Divisi Kesehatan DD Sumsel yang menjadi ketua kegiatan menyampaikan bahwa kelas ASI ini di buat dalam rangka memperingati Pekan ASI se-Dunia, “Kelas ASI ini menghadirkan nara sumber yang sudah pakar di bidang per-ASI-an”, ujar Rizki.

Adapun tujuan dilaksanakannya kelas ASI ini, menurut Rizki, “Supaya banyak yang mendapatkan info tentang ASI dan berharap, selepas mengikuti kelas ini mereka bisa berbagi pengetahuan dengan keluarga, tetangga dan kerabat lainnya”.

Salah satu follow up kegiatan adalah LKC DD Sumsel akan merutinkan melakukan penyuluhan mengenai ASI dengan dibantu oleh para peserta yang hadir hari ini. (KJ-04)

Kelas ASI Palembang peserta

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter