Ayam Bakar Mas Mono hadir di Palembang

Semakin bertumbuhnya ekonomi dan bisnis di Kota Palembang ini, maka kian banyak pula usaha-usaha yang menjamur. Tak hanya sebatas memasarkan kebutuhan pokok yang hanya bersifat komoditas. Saat ini usaha kreatif juga telah masuk ke dalam bisnis kuliner. Salah satunya adalah Ayam Bakar Mas Mono.

Bertempat di Jl. Sumpah Pemuda Kampus Blok K.3 Palembang, usaha franchise ini resmi di-launching di awal September 2012 yang lalu. Seakan menambah semarak usaha kuliner di Bumi Palembang Darussalam, Ayam Bakar Mas Mono hadir sebagai usaha yang kental dengan semangat berbagi dan mengedepankan aspek religius.

Ayam Bakar Mas Mono, bila ditilik ke belakang, adalah semangat perjuangan dari bawah sekali, dari pendirinya yang bernama lengkap Agus Pramono atau lebih sering disapa dengan panggilan Mas Mono ini. Sekilas perjuangan, tergambarkan sejak Mono berusaha untuk melamar ke sejumlah perusahaan.
Namun tidak ada satupun lamarannya yang membuahkan hasil, barulah pada tahun 1998, dengan rekomendasi dari seorang temannya, Mono diterima sebagai office boy di sebuah perusahaan konsultan. Pekerjaan Mono sehari-hari adalah menyapu, mengepel dan memfotocopi dokumen. Namun, di sela-sela mengerjakan tugas pokoknya tersebut, Mono belajar untuk mengoperasikan komputer. Setelah berhasil mengoperasikan komputer ia mencari hasil tambahan dengan melayani jasa pengetikan skripsi.

Meski sudah berusaha keras untuk mendapatkan hasil tambahan, tetapi tuntutan ekonomi berkembang jauh lebih pesat, sehingga Mono merasa posisinya sebagi karyawan tidak bisa dipertahankan lagi. Ia berpikir untuk keluar dan memulai usaha sendiri.

Modal cekak membuatnya berfikir keras, usaha apa yang cepat mendatangkan uang sehingga bisa menambal kebutuhan sehari-hari. Terlintas dibenaknya untuk membuat warung makan seperti yang berada di dekat kantornya. Namun dengan uang Rp500 ribu di tangan jelas tidak cukup dijadikan modal untuk mendirikan warung makan.

Dengan dana yang ada usaha jualan pisang cokelat merupakan pilihan yang masuk akal. Ia membelanjakan sebagian dari uangnya untuk uang muka membeli gerobak dan sisanya untuk membeli bahan baku. mulailah mono mendorong gerobaknya dan menjajahkan pisang cokelat dari satu sekolah dasar ke sekolah dasar lainnya.

Di tengah kesulitan hidup, Mono mengambil keputusan berani untuk menyunting pujaan hatinya, Nunung, yang kini telah memberinya buah hati Novita Anung Pramono. Pasangan muda ini hidup di satu kamar kontrakan dan tidur hanya beralaskan tikar tanpa kasur. agar sedikit empuk maka Mono menganjal tikarnya dengan kardus-kardus bekas.

Profesi sebagai penjual pisang coklat masih ia geluti. Hingga di tahun 2000, Mono melihat ada lapak di depan Usahid yang tidak terpakai. Mimpinya untuk memiliki warung ayam bakar kaki lima kembali menyeruak. Didukung istrinya yang jago memasak Mono mulai beralih profesi menjadi penjual ayam bakar. Pertama kali jualan mono membawa 5 ekor ayam yang ia jadikan 20 potong. Pada waktu itu yang laku hanya 12 potong, tetapi saya sudah sangat bersyukur. memiliki lapak saja saya merasa bermimpi, imbuhnya.

Bermula dari situ, ditambah ketekunan dan kesabaran, akhirnya usaha Ayam Bakar Mas Mono diwaralabakan, hingga sekarang telah memiliki 42 outlet di dalam negeri dan 1 outlet di Malaysia.
Boleh jadi ia sekarang telah mereguk sukses sebagai buah dari ketekunannya dalam berusaha. Namun di mata seorang Mono, kunci sukses adalah penerapan dari kata-kata mutiara yang sering diucapkan oleh banyak orang “Dimana ada kemauan di situ ada jalan”. Sangat sederhana dan mungkin setiap orang sudah tahu tentang itu. tetapi kalau benar-benar di terapkan bisa menuntun hidup seseorang kearah yang lebih baik. (KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter