Aku Yakin, Aku Pasti Bisa! : Dalila (14), siswa berprestasi

Dalila nama lengkapku. Anak tunggal dari pasangan H. Ahad (alm) dan Lasmina. Sekarang aku diberi kesempatan untuk bisa sekolah di SMA Negeri Internasional dan sebagai angkatan pertama. Sekolah ini sudah berbasis SBI (Sistem Belajar Internasioal, red) dengan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, red) yang diajarkan dalam bahasa inggris dan IGCSE (International General Certificate for Secondary Education (IGCSE)-Cambridge, red). Aku sendiri lupa apa kepanjangan singkatan ini. Tapi yang saya ingat arti huruf C itu, Cambridge.

Ini mimpi yang terkabulkan karena aku pernah berkeinginan untuk bisa bersekolah seperti SMAN 17. Di mana sekolahnya unggulan, serta punya asrama. Dan alhamdulillah itu semua bisa terwujud sekarang. Sejak ayah meninggal, hanya ada ibu, nenek, dan kakek yang tinggal bersamaku. Tapi mereka sudah sangat tua, apalagi ibu yang sudah tidak bisa melihat lagi. Pastilah bingung untuk uang sekolah dan makan.

Tapi itu semua tak menyurutkan keinginanku untuk bersekolah dan tidak ingin menyia-nyiakan bantuan dari keluarga ibu terutama paman-pamanku selama ini. Karena itu akupun menekuni tilawah (seni baca al-quran) dari seorang ustazah yang membimbingku. Pertama kali ketika aku duduk di bangku kelas 2 SD, di mana aku ikut tartil tingkat kecamatan dan mendapatkan juara 1. Setelah itu, aku dibina terus dan akhirnya sering diikutkan lomba MTQ, dan alhamdulillah dari beberapa lomba yang pernah diikuti aku menang. Dan biasanya hadiah pemenang itu selain piala, terkadang mendapat uang binaan. Yang dari uang tersebut bisa kubelikan seluruh keperluanku. Pengatur uang keluar masuk kuserahkan pada ibu.

Tidak hanya itu, selain lomba, aku juga sering diminta untuk mengaji waktu resepsi pernikahan, syukuran, dan lain sebagainya. Alhamdulillah dari uang-uang tersebut, aku bisa sekolah hingga sekarang. Aku pun dipermudah dalam SPP, karena prestasiku, aku tidak dipungut biaya selama sekolah di MTs. Aku yakin dengan motto ku “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.” Terakhir prestasiku adalah juara umum 2 pada kelas 3 di MTs N 1, serta juara 1 tartil Quran tingkat kotamadya Palembang yang diadakan di Masjid Ki Marogan, hingga akhirnya aku lulus tes dan masuk di SMA Negeri Internasional ini.

Itu semua tidak lain karena selalu beroptimis, karena yakin aku pasti bisa. Apalagi di rumah aku senantiasa disupport oleh ibu, nenek serta kakek. Mereka selalu memberi nasehat dan mengajariku untuk membaca doa biar aku tidak gugup. Bantuan nyata dari ibuku adalah ketika aku siap-siap menghadapi lomba mengaji, ibu sering membuatkan untukku air jeruk nipis, yang sangat bermanfaat sekali bagi kelancaran suaraku.

Aku pun adalah salah satu penerima beastudi di DSIM. Prosesnya sangat cepat. Hari ini mengisi formulir dan melengkapi berkas, esoknya aku langsung diminta wawancara. Dan alhamdulillah, lagi-lagi Allah baik kepadaku, dan akhirnya beastudi itu kudapatkan. Dan itu sangat membantu sekali diriku, dan uang itu juga kugunakan untuk bisa ikut bimbingan belajar waktu kelas 3 tadi.    

Kini aku sudah diasramakan, dan tak bisa lagi mengaji di acara pernikahan ataupun syukuran. Uang dari DSIM pun ku serahkan pada ibuku, biar beliau yang mengaturnya untukku, toh sekolah ku di sini tidak dipungut biaya, tidur dan makan semuanya ditanggung. Satu mimpi telah terwujud, satu lagi mimpi yang belum terwujud yaitu keinginanku menjadi dokter. Tentunya, karena aku sekarang masih duduk di bangu kelas 1 SMA. Doakan biar aku bisa mewujudkan mimpi itu, amin. (Nurbaiti)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter