Pos Sehat, Cegah Lelehan ‘Gunung Es’ KLB Kesehatan

Aktivitas tanggap darurat kesehatan. Foto: Maifil

Aktivitas tanggap darurat kesehatan. Foto: Maifil

“Kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk yang melanda Asmat hanyalah puncak gunung es, yang bisa saja di kawasan lain ada yang mengalami hal yang sama tapi belum muncul ke permukaan. LKC Dompet Dhuafa akan tangkal dengan memperbanyak Pos Sehat”

LEO Berpit (30) sedang membawa anaknya, Bernabas Berpit (3) ke Rumah Sakit Agats, Kabupaten Asmat, Papua menjelang sore itu (28/1/2018) Tim medis gabungan Dompet Dhuafa-Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Halik Malik turut memeriksa anak tersebut. Perut anak itu membesar, tangannya serupa ranting kering, kepalanya terlihat membesar.

Terlihat jejak merah di matanya, pertanda sakit tak mampu membendung laju air matanya. Di hidungnya terpasang plester, sisa tempat melekat selang untuk makanan tambahan. Di tangan kanannya terpaut balutan sisa infus. Leo datang dengan wajah yang datar, dan sangat maskulin. Namun dari nada suara dapat diketahui kalau dia sangat ringkih.

“Anak saya tak apa-apa?” tanyanya kepada Halik (sapaan Halik Malik)
.
Leo adalah salah satu warga Kampung Awets, di pesisir Kota Agats. Mario Berpit dan kedua saudaranya terkena campak dan sudah dirawat di RS ini sejak 6 Januari lalu. Anak-anak sekampungnya turut terkena campak, penyakit yang kini menjadi KLB di daerah ini.

Ketakutan itu dia rasa menghantuinya, karena kedua anak tertuanya, Maria dan Opunia Berpit, telah meninggal sejak KLB campak dan gizi buruk mendera kotanya. Dua dari enam anaknya yang masih tersisa kini dirawat intensif untuk mengobati penyakit tersebut.

Dengan suara yang sedikit bergetar dan mata memerah, dia berkata sembari meludahkan air sirih yang dikunyahnya beberapa kali.“Mario juga dijaga sama dia punya Mama,” tuturnya.

Mario (2), turut diungsikan ke rumah sakit sejak tanggal 6 Januari lalu, karena kasus yang sama seperti kakaknya, Bernabas. Dr. Halik dan tim medis kemudian memeriksa keadaan anak tersebut, khususnya kondisi status gizinya.
Hingga hari ini, kondisi gizi buruk dan campak di Agats, Kabupaten Asmat, Papua kini membaik. Relawan-relawan lintas organisasi, TNI, gereja, lembaga kemanusiaan termasuk Dompet Dhuafa dan tim kesehatannya telah turun membantu. Hasilnya, seperti diberitakan Kompas, 34 pasien mulai membaik sekalipun masih dalam pengawasan medik. Sebanyak 71 anak telah meninggal karena KLB ini. Salah satunya, Bernabas anak Leo yang mendapat penanganan dari dokter relawan Dompet Dhuafa. .

Meskipun Status KLB campak telah dicabut. Namun anak-anak penderita gizi buruk masih ada dan perlu penanganan serius. Dan hingga hari ini, masih banyak yang dirawat intensif di RS Agats. Untuk itu, Dompet Dhuafa menginisiasi berdirinya Pos Sehat di Asmat.

Seperti diungkapkan Bidan Rohayani, Manager Program Unggulan LKC Dompet Dhuafa, Pos Sehat sebenarnya merupakan kegiatan LKC Dompet Dhuafa yang telah dicanangkan sejak tahun 2010. Pelayanan bhakti sosial yang terjadwal ini menjadi garda depan mengatasi penyakit yang berjangkit di kawasan, sehingga tidak berkembang menjadi kejadian luar biasa.

Dikatakan Ani, sapaan Rohayani, Pos Sehat ini berawal dari pemberdayaan dana masjid-masjid di masyarakat untuk dikelola menjadi pemberdayaan di bidang kesehatan. Intensitas tersebut kemudian membentuk Program Kesehatan Masyarakat khusus yaitu Promkes (Promosi Kesehatan) sejak tahun 2012. Perubahan itu diikut arah visi LKC dari kuratif ke promotif dan pencegahan penyakit.

“Program itu adalah program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), penyakit menular dan tidak menular, kesehatan remaja, dan kebencanaan,” tutur Ani.

Lambat laun, program promotif ini berkembang menjadi program pencegahan penyakit yang sustainable yaitu JKIA (Jaring Kesehatan Ibu dan Anak), KSK (Kebun Sehat Keluarga), Kespro (Kesehatan Reproduksi), STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), AIS (Anak Indonesia Sehat), dan SIGAB (Siaga Bencana).

“Pos sehat inilah yang jadi pusat kegiatan proram kegiatan berbasis pencegahan itu,” lanjut Ani.
Pos Sehat, kini berjumlah sekitar 50 yang tersebar di seluruh Cabang Dompet Dhuafa di seluruh Indonesia. Salah satu target dari Pos Sehat ini adalah mencegah endemik dari berbagai penyakit. “Kini salah satu Pos Sehat didirikan di Asmat, di bawah naungan LKC Dompet Dhuafa Papua yang bertugas mencegah dan menurunkan KLB gizi buruk dan campak.” terang dr. Rosita Rivai, GM Kesehatan Dompet Dhuafa yang juga sebagai Koordinator Tim Medis Dompet Dhuafa untuk Asmat.

Dikatakan Rosita, Pos Sehat ini bertujuan untuk melakukan screening status gizi anak dan ibu hamil dengan melakukan pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB). “Selain itu melakukan edukasi dan konsultasi gizi oleh dokter spesialis anak, penyakit dalam dan gizi klinik, juga pemberian makanan tambahan untuk semua anak yang hadir,” tutur dr. Rosita.

Daerah-daerah lain baik di Papua maupun di luar Papua, bisa saja mengalami nasib yang sama seperti Asmat. Kejadian di Asmat cukup menjadi pelajaran untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan dan gizi balita. Karena untuk menyembuhkan penyakit seperti Campak dan Gizi Buruk membutuhkan kerja panjang, kerja sama dengan berbagai pihak dan multi sektor serta diperlukan penyelesaian secara holistik.

Seperti yang diingatkan Deputi II Kantor Staf Presiden, Yanuar Nugroho, “Yang perlu kita ingat adalah, bahwa KLB di Asmat hanyalah gunung es dari banyak masalah kesehatan yang ada di Papua dan daerah lain yang memerlukan perhatian semua pihak untuk menyelesaikannya.” Ujarnya.

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter