Peringati Pekan ASI Dunia Dengan Aksi Ketuk Pintu

DSC_0321

Parsi (39 tahun), Ibu Dari Balita yang Ditemui Saat Aksi Ketuk Pintu

Tak hanya lewat pelatihan dan seminar, bentuk edukasi terkait pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bagi bayi juga dilakukan dengan aksi ketuk pintu pada Minggu (07/08). Target aksi kali ini memberikan informasi kepada warga Kelurahan 7 Ulu, Seberang Ulu I pada peringatan pekan ASI sedunia.

Tak kurang dari 180 relawan kesehatan diterjunkan divisi kesehatan Dompet Dhuafa Sumatera Selatan dalam aksi kali ini. Tim relawan kesehatan sendiri berasal dari beberapa mahasiswa kampus kesehatan di kota Palembang.

Salah satu relawan, Sri Wahyuni mengaku terdorong mengikuti aksi ketuk pintu untuk memberikan motivasi bagi ibu-ibu yang memiliki bayi agar memberikan ASI eksklusif hingga bayi berumur 6 bulan. “Dalam ASI terkandung banyak nutrisi bagi bayi, sehingga manfaat yang akan dirasakan jauh lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan susu formula,” ungkap mahasiswi Poltekes Kemenkes jurusan kebidanan ini di sela-sela persiapan aksi.

Parsi (39) salah seorang ibu yang berhasil dijumpai relawan di lingkungannya mengaku sudah memberikan ASI kepada anaknya, Umar Rahmat Fajar, yang baru berusia empat bulan sejak awal kelahiran putranya. “Alhamdulillah saat sebelum melahirkan ASI saya sudah keluar, sehingga Umar langsung diberi asupan ASI sejak lahir,” kenang Parsi sesat setelah melahirkan.

Tak hanya kepada Umar, Parsi pun sudah memberikan ASI kepada ketiga anaknya yang lain hingga mereka berusia 2 tahun. Selain praktis dan gratis, manfaat pemberian ASI sudah dirasakan anak-anaknya. “Dengan diberi ASI, anak-anak saya jarang sakit. Berbeda jika diberikan susu formula yang menyebabkan anak sakit diare,” akunya.

Bagi Parsi yang tinggal di RT 36 Lr. Kedemangan ini, meski merasa sakit saat pertama kali menyusui namun ia tetap melanjutkan memberikam ASI eksklusif bagi anaknya, karena rasa sakit hanya pada saat awal saja, sementara untuk selanjutnya tidak ada masalah. “Untuk anak yang keempat saya sudah berniat memberikannya ASI saja hingga usia enam bulan, dan memberikan makanan tambahan hingga berusia 2 tahun,” katanya.

Selain ibu-ibu yang sudah memberikan asupan ASI bagi anaknya, dalam aksi ketuk pintu tersebut juga banyak temuan yang sebaliknya, seperti yang diungkapkan Rizki Asmuni selaku penanggung jawab divisi kesehatan Dompet Dhuafa Sumsel.

Ia mengungkapkan, banyak temuan dalam aksi yang dilakukan kali ini selain bayi yang sehat berkat ASI, ada juga temuan bayi yang baru berusia 3 bulan sudah diberi makanan selain ASI. Tidak hanya itu, banyak pula ibu yang bayinya diberikan susu formula.

“Bahkan kita juga berjumpa dengan anak berusia 1 tahun yang terkena hipertiroid, sehingga berat badannya hanya 7 kg,” ujar Rizki.

Hipertiroid adalah kondisi berlebihnya jumlah hormon tiroid. Akibatnya bisa membuat segala sesuatu yang ada dalam tubuh bekerja dengan terlalu cepat. Salah satunya mempercepat metabolisme tubuh sehingga berat badan turun dengan cepat, jantung berdetak kencang, banyak berkeringat dan gugup.

Dengan beragam temuan di lapangan terkait kurangnya informasi bagi ibu yang memiliki bayi akan pentingnya ASI, divkes Dompet Dhuafa Sumsel akan terus meningkatkan intensitas kegiatan edukasi terkait ASI eksklusif bagi bayi. “Upaya ini dilakukan agar masyarakat mengerti pentingnya ASI sebagai bentuk investASI untuk generASI berprestASI,” pungkasnya.

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter