Yusmita, Tak Menunggu Kaya Untuk Tetap Berbagi

Yusnita dan anaknya di depan rumah kontrakannya saat dikunjungi Tim LKC DD Sumsel.

Yusnita dan anaknya di depan rumah kontrakannya saat dikunjungi Tim LKC DD Sumsel.

Senyum merekah tak tersembunyikan saat kontrakannya dikunjungi oleh tim dari LKC DD Sumsel. Tak menyangka bahwa kediamannya yang sangat sederhana itu bakal dikunjungi. Yusmita ini adalah salah satu penerima manfaat program kesehatan DD Sumsel dan juga tercatat sebagai member klinik LKC DD Sumsel.

Kondisi lingkungan yang tak jauh dari Sungai Musi, menebarkan aroma lembab yang sangat kuat sekali menusuk hidung. Ditambah lagi, beberapa hari sebelumnya air hujan yang turun menggenangi sekitar rumahnya dan sebagian rumah kontrakannya yang berbahan kayu juga terendam air. Kondisi rumahnya memang cukup memprihatinkan. Ia tinggal di kontrakan yang berada di kolong rumah panggung.

Sehari-hari Yusmita, mengambil upah dari tetangganya sebagai pengupas kulit bawang atau kulit udang. Dalam sehari, ia dapat mengupas 15 kg bawang jika bekerja dari pagi hingga larut malam. Kadang juga menerima upah mengupas kulit udang beberapa hari dalam seminggu.

“Upah kami mengupas bawang dan udang hanya seribu rupiah, sehari paling banyak kami bisa mengupas 15 kg bawang,” cerita Yusmita.

Dengan penghasilan yang sangat pas-pasan tersebut, Yusmita harus kuat. Terutama dalam hal pendidikan anak-anaknya. Dua orang putrinya, saat ini duduk di bangku kelas XI dan adiknya di kelas X SMK mengambil jurusan tata busana.

Yusmita tetap menjaga semangatnya terlebih lagi untuk pendidikan anak keduanya yang sudah bercita-cita menjadi desainer busana. Paling tidak keterampilannya pun sudah mulai terbukti dengan kemampuan membuat rok dan jilbab untuk dipergunakan sehari-hari.

Saat ini, tanggung jawab keluarga ditopangnya sendirian. Dikarenakan suaminya baru saja meninggal dua bulan yang lalu. Saat usia kandungan beranjak lima bulan.

Ia tak ingin menyerah dengan keadaan. Selama tubuhnya merasa sehat, ia terus bergerak. Untuk menambah penghasilan dan memenuhi kebutuhan harian sekolah anaknya, Yusmita kerap kali berjualan nasi uduk untuk dijajakan anaknya di sekolah.

“Tak banyak. Kadang anak saya membawa 12 bungkus saja. Paling banyak 20 bungkus sehari dengan harga nasi 3 ribu per bungkus,” ungkapnya.

Sehari kadang nasi uduk laku terjual habis, kadang menyisakan beberapa bungkus. Menariknya, sang anak tidak pernah membawa kembali pulang sisa nasi yang tidak terjual. Anaknya itu malah memberikannya cuma-cuma kepada tukang becak, tukang sapu jalan atau orang lain yang membutuhkan yang ditemui dalam perjalanan pulang.

Sekilas, ini bertentangan dengan kondisi ekonomi mereka yang masih sulit namun mau saja bersedekah. Tapi tidak bagi Yusmita, memberi tidak harus menunggu kaya. “Sekalian diniatkan untuk nama almarhum bapaknya, yang meninggal karena penyakit darah tinggi”, ujar Yusmita tegar.

Ia juga sangat bersyukur sekali dengan adanya klinik LKC DD Sumsel ini. Yusmita dan kedua anaknya sampai hari ini tercatat sebagai member LKC dari awal berdirinya di tahun 2013. Mereka sekeluarga merasa sangat terbantu sekali dengan kehadiran layanan kesehatan yang tidak hanya gratis tapi juga mengedepankan pelayanan yang sangat baik.

“Sudah lama jadi member. Enaknya, kalau berobat ke LKC itu dokternya benar-benar memeriksa pasie, tidak hanya diliha-lihat saja,” cetusnya penuh senyuman.

Selain itu, menurutnya layanan klinik yang didapatkan bukan hanya pengobatan saja. Tapi juga rutin mengikuti edukasi tentang kesehatan ibu hamil, mulai dari senam hamil, kelas ASI dan pemeriksaan kesehatan kandungan.

Di penghujung kunjungan, tak henti-hentinya ia ucapkan terima kasih kepada donatur dan masyarakat yang sudah peduli terhadap masyarakat miskin, terutama untuk kesehatannya.

Home visit, merupakan salah satu program yang ada di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel. Biasanya, kunjungan tersebut dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi pasien, meliputi keadaan lingkungan dan keluarganya. Hal ini selain dari kelengkapan rutinitas yang harus dilakukan, juga bagian dari silaturahim.

Salah satu member LKC yang dikunjungi beberapa waktu lalu adalah Yusmita (38). Seorang janda dua orang anak dan mengambil upah sehari-hari sebagai pengupas kulit udang dan bawang. Saat ini ia juga tengah hamil anaknya yang ketiga. (KJ-04/wan)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter