Sahur Kelaparan, Kakek Penjual Balon Terima Parsel Ramadhan dari DD Sumsel

Influencer Cek Maria menyerahkan Parsel Ramadhan Dompet Dhuafa Sumsel dari para donatur ke Kakek Syamsudin.

Palembang-Dompet Dhuafa Sumatera Selatan, menyalurkan Parsel Ramadhan berisi pangan, dari donatur buat keluarga dhuafa. Kali ini penyaluran dilakukan Influencer, Cek Maria dan Suzannita, didampingi Afrizal dari Dompet Dhuafa Sumsel dan Medis drg dan Miko.
Tim kali ini, menyasar warga terdampak corona di RT 47, 48 dan 59, Kelurahan Ogan Baru, Kecamatan Kertapati, Palembang, Rabu (13/5/2020).
Kondisi warga disini tak kalah memprihatinkan dengan keluarga dhuafa terdampak corona di Kelurahan Plaju Ulu, Palembang, yang pekan lalu juga menerima bantuan paket pangan.
Kakek Syamsudin salah satunya. Kakek berusia 67 tahun ini, mempunyai dua orang anak. Ia tinggal di rumah papan yang dibangun diatas Sungai Musi.
Meski sudah lansia, kakek Syamsudin masih aktif bekerja untuk mencari sesuap nasi. Sebelumnya, ia mencari nafkah dengan berjualan balon keliling.
Dengan tubuh yang rentah karena usia, Syamsudin hanya bisa berjualan tidak jauh dari rumah. Tak heran jika ia hanya mampu mengantungi keuntungan Rp15.000-20.000 perhari.
Tapi, itu sebelum pandemi corona. Semenjak pemerintah meminta warga di rumah saja, ia pun sudah tidak lagi berjualan balon.
Selain khawatir terpapar virus, balon yang ia jual tidak laku. Kini, para warga yang punya balita, memilih berada di rumah. Otomatis, dalam dua bulan terakhir, ia sama sekali tidak ada penghasilan.
“Dua hari lalu, saat sahur, tidak ada yang bisa dimakan, karena kakek tidak berjualan lagi,” ucap kakek Syamsudin sambil menundukkan kepalanya.
Oleh karena itulah, ia sangat berterima kasih sekali bisa mendapatkan Parsel Ramadhan dari Dompet Dhuafa Sumsel. Bantuan ini bisa memenuhi kebutuhannya beberapa hari kedepan.
“Semoga saja bungkus ketupat yang kakek buat bisa laku,” sambung sang kakek  sambil menunjuk bungkusan ketupat yang terlihat masih dalam proses pengerjaan.

Tak lama lagi lebaran Idul Fitri, jadi karena sudah tidak berjualan balon keliling, ia kini coba peruntungan dengan membuat bungkus ketupat untuk dijual.
“Kalau selesai, anak nanti yang jualkan. Sebab kakek sudah tidak kuat lagi,” ujarnya.
Dalam satu hari satu malam, kakek Syamsudin bisa membuat 100-200 bungkus ketupat. Biasanya, 100 bungkus ketupat ini dihargai Rp30.000-40.000.
“Tapi, tidak langsung laku terjual juga. Masih harus kesana-kesini mencari pembeli. Tapi, karena di rumah sudah ada Parsel Ramadhan berupa pangan, jadi kalau tidak laku, masih ada yang bisa kami masak di rumah,” ungkapnya.
Tak jauh dari kediaman kakek Syamsudin ada nenek Kitami (70) yang tinggal bersama anaknya yang keseharian bekerja sebagai kuli di Pasar 16 Palembang.
Penghasilan anak dari Nenek Kitami tadinya Rp50.000 perhari. Tapi, kini Pasar 16 Palembang sepi, beberapa toko bahkan tutup karena pandemi corona.
“Biasanya anak dapat Rp50.000 sehari, ini menurun, kadang cuma dapat Rp30.000. Terimakasih sudah jauh-jauh ke sini membantu kami,” ujarnya. zal

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter