Launching LKC DD Sumsel di 7 Ulu

Sebagai kelanjutan dari transformasi Dompet Sosial Insan Mulia (DSIM) menjadi Dompet Dhuafa (DD) Sumatera Selatan, maka pada Rabu kemarin (20/3), diresmikan penggunaan gedung baru Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) DD Sumsel. Wakil Walikota Romi Herton, didaulat untuk membuka sekaligus melakukan pengguntingan pita sebagai tanda diresmikannya penggunaan gedung baru tersebut.

Aksi beladiri dari peserta Yatim Kreatif Indonesia (Yakin) menyambut kedatangan Wakil Walikota Palembang Romi Herton beserta rombongan. Dengan senyum khasnya, Romi antusias memperhatikan penampilan mereka. Setelah tiba di tempat yang telah disediakan, ia kembali diberikan suguhan lagu ‘Ya Saman’ yang diiringi musik dan perkusi trash music.

Melengkapi aneka kegiatan seremoni pada waktu itu, anak-anak Yakin menampilkan keahlian mereka dalam Tari Saman. Alunan vokal dari Kak Fery yang mengumandangkan lirik tanpa musik ditambah gerak tari nan rancak, mengundang decak kagum hadirin yang hadir. Aplaus pun diberikan begitu usai sajian tarian.

Selanjutnya, Ismail A. Said selaku Presiden Direktur Dompet Dhuafa Jakarta memberikan kata sambutan. Ujarnya, “LKC pertama kali berdiri pada tahun 2001. Pusatnya sekarang berada di daerah Ciputat Tangerang Selatan. Kita berupaya memberikan pengobatan gratis kepada kaum dhuafa yang tidak mampu, dengan sistem member. Saat ini LKC sudah tersebar di berbagai daerah, baik melalui DD cabang daerah maupun perwakilan. Tersebar di beberapa titik, Aceh, Yogyakarta, Serang, Makasar, Bandung dan lainnya”.

Puncak dari pelayanan DD di bidang kesehatan adalah dengan didirikannya Rumah Sehat Terpadu (RST) yang terletak di Desa Jampang, Kecamaan Kemang, Bogor Jawa Barat. “RST menyediakan 60 tempat tidur bagi pasien rujukan dari kalangan dhuafa. Kita menyebutnya VVIP alias Very Very Important for Poor. Jadi ini semacam fasilitas bagi kaum dhuafa yang memerlukan rujukan dengan fasilitas penunjang kesehatan kelas satu”, imbuhnya.

“Ini cerita saat Direktur RST menghadap saya. ‘Pak Ismail, saat ini RST dalam keadaan siaga satu’. Lho, saya tanya memangnya saat ini sedang dalam keadaan perang? ‘Bukan Pak, seluruh ruangan penuh. Tingkat kunjungan sudah mencapai 200 pasien per hari!’. Saya tersenyum simpul. Dengan biaya operasional yang mencapai Rp1 miliar setiap bulannya, maka sesuai prediksi kita, memang RST itu akan banyak membutuhkan dana. Tapi percayalah, ujar saya saat itu, selama masih ada orang Islam dan mempunyai penghasilan maka kita akan tetap memiliki Dana Abadi Umat melalui zakat dan sedekah”.

Sementara itu dalam sambutannya, Romi Herton mengungkapkan rasa gembiranya dan menyambut kehadiran LKC DD Sumsel di wilayah Kota Palembang. Menurutnya, apa yang digagas oleh DD Sumsel melalui LKC ini satu visi dengan dirinya. “Ini menjadi bukti bahwa pemerintah menaruh perhatian kepada kondisi kesehatan masyarakat. Selain program-program pemerintahan lainnya seperti ide kewirausahaan”, ujarnya.

 

Tepat pukul 10.45 wib, Romi Herton didampingi Ismail A. Said memotong pita sebagai tanda diresmikannya penggunaan kantor baru LKC DD Sumsel. Dalam kegiatan itu pula diserahkan secara simbolis bantuan dana dari seorang donatur kepada LKC DD Sumsel senilai Rp12 juta yang ditujukan untuk membantu kegiatan operasional klinik. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengobatan kepada warga sekitar yang telah dibagikan kupon pengobatan sehari sebelumnya.

Menjelang Zuhur, sesosok ibu berjalan tergopoh memasuki tenda acara. Sambil mengeluhkan kakinya yang sakit, ia bermaksud mendaftar untuk memeriksakan kakinya. Tapi sayang, jumlah pengobat dibatasi. Mengingat hari itu, hanyalah sebatas peresmian gedung pelayanan LKC Sumsel yang baru, hingga pihak panitia berulang kali menyampaikan permohonan pengertian dari warga yang datang begitu antusias untuk berobat. Setelah diberikan pemahaman dan disuruh datang  lagi keesokan harinya, mereka pun berangsur pulang. Besok jadwal resmi pengobatan segera berjalan.

Ibu itu hanya satu dari sekian antusiasme calon pasien yang belum berkesempatan berobat, karena pengobatan pada hari itu, mengingat waktu yang terbatas, hanya untuk melayani 60 orang saja. Kejadian ini seolah menjadi pembuka ingatan kita semua bahwa kesehatan masih menjadi hal yang berharga bagi kalangan dhuafa.

Memang tak jauh dari lokasi, ada Puskesmas. Setidaknya demikian keterangan seorang warga yang turut hadir dalam kegiatan hari itu. Namun, walau demikian antusias mereka demi menyaksikan peresmian LKC DD Sumsel mengundang mereka untuk hadir dan sekaligus memeriksakan diri. Semoga ini paling tidak menjadi pertanda awal bagi LKC DD bahwa kehadiran mereka cukup strategis di tempat tersebut. (KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter