Amnesty: Rohingya Hadapi Rezim Apartheid

Pengungsi Rohingya. Foto: Anadolu

Pengungsi Rohingya. Foto: Anadolu

Amnesty International mengatakan populasi Muslim Rohingya di Myanmar telah mengalami diskriminasi dan penganiayaan jangka panjang yang berakibat “dehumanisasi apartheid”.

Istilah tersebut digunakan terkait diskriminasi ras dan warna kulit di benua Afrika antara 1948 hingga 1991.

 Amnesty International mengatakan bahwa orang-orang Rohingya telah lama menghadapi diskriminasi karena undang-undang dan peraturan yang ditetapkan oleh Myanmar.

“Diskriminasi itu sistematis karena berakar pada hukum negara. Pemerintah Myanmar menganggap Rohingya sebagai orang luar, “kata Elise Tillet, anggota tim peneliti Myanmar Amnesty International, pada sebuah konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

“Kekerasan difokuskan untuk menghilangkan ras tertentu yang tidak dianggap sebagai penduduk asli, dan pembersihan etnis semacam itu adalah apa yang Rohingya hadapi,” Tillet menjelaskan.

Laporan tersebut juga merinci pembatasan yang menyesakkan yang dilakukan oleh pemerintah dan pasukan militer Myanmar terhadap masyarakat Rohingya, yang meminta izin untuk melakukan perjalanan antar kota.

Penyelidikan juga menemukan diskriminasi sistematis yang mencegah masyarakat Rohingya untuk secara bebas menjalankan agama mereka, karena peraturan tersebut tidak mengizinkan majelis lebih dari empat orang.

“Rohingya di Rakhine tidak bisa melakukan shalat berjama’ah karena peraturan ketat di wilayah ini,” Tillet menyimpulkan, dikutip Anadolu.

Dompet Dhuafa terus dan terus mengajak masyarakat Indonesia untuk bersimpati dan membantu ringankan beban saudara kita di Myanmar melalui rekening DD Sumsel:

BNI Syariah 969693356

Mandiri 113000.765.3474
an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika

#Tambahkan angka 10 di donasi Anda, contoh Rp. 100.010,-

Donasi online: www.ddsumsel.org/donasi

Informari dan Konfirmasi:
Telp: 0711 814 234
WA : 0811 7811 440

Rohingya menanti kesadaran manusia di bumi untuk mengakui dan menerimanya. Rohingya, etnis yang paling teraniaya di bumi, menunggu bantuan kita yang lebih berdaya untuk menyuarakan hak-haknya. Mari bersimpati dan membantu ringankan beban mereka, karena mereka keluarga kita. We Stand For Rohingya! (WE)

sumber: kbknews.id

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter